Minggu, 26 Februari 2012

Hak Anak untuk Tetap Aman, Nyaman dan Selamat di Jalan Raya


Tulisan ini terinspirasi oleh keprihatinan seorang ayah dari 1 orang putra yang hampir setiap hari melihat pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor khususnya roda dua di Indonesia yang semakin tidak terkendali. Persoalan utamanya bukan saja pada peningkatan jumlah kendaraan roda dua di Indonesia yang membuat penurunan tingkat kenyamanan berkendara di jalan raya (karena macet), namun yang sampai saat ini masih mengganjal adalah masih rendahnya tingkat kesadaran pengendara sepeda motor akan pentingnya keselamatan dirinya maupun pengguna jalan yang lain.

Persoalan yang cukup memprihatinkan adalah setiap pagi saya berangkat menuju RS Hasan Sadikin dan ITB, banyak sekali pemandangan yang sangat memprihatinkan, salah satunya adalah masih banyak pengendara sepeda motor yang membonceng anak kecil (bahkan bayi) memacu sepeda motornya dengan kecepatan tinggi dan seringkali anak kecil tersebut tidak dilengkapi oleh alat pelindung diri yang memadai (tanpa menggunakan HELM maupun tidak menggunakan tali pengaman saat berboncengan). Saya sebagai seorang ayah dari 1 anak lelaki, sangat menyayangkan kondisi tersebut, hal ini dikarenakan anak kecil (ataupun bahkan bayi) merupakan generasi penerus bangsa tercinta ini dan sekaligus sebagai harapan menuju titik cerah masa depan bangsa Indonesia secara umum.

Kondisi tidak jauh berbeda seringkali terlihat khususnya pada masa-masa mudik lebaran. Tidak sedikit orang tua yang rela “menyiksa” anak-anaknya dengan perjalanan sangat jauh menuju kampung halaman dengan menggunakan sepeda motor. Bukan saja akan berdampak buruk dari sisi fisik, namun yang lebih penting lagi adalah dampak psikologis bagi anak tersebut dikemudian hari (apabila pada saat perjalanan terjadi kecelakaan lalu lintas maupun hal-hal negatif lainnya).

sumber: theyoungapollo.blogspot.com
Kembali kepada permasalahan masih minimnya kesadaran para pengendara sepeda motor akan keselamatan khususnya bagi anak-anak, kejadian yang sangat mengiris hati terjadi pada hari Senin 27 Februari 2012 di jembatan layang Pasupati Bandung. Saya menyaksikan seorang ayah mengendarai sepeda motor bersama anaknya yang masih sangat kecil (mungkin asumsi saya umur anak tersebut dibawah 1 tahun) dengan kondisi yang sangat mengkhawatirkan, khususnya mengenai keselamatan sang anak. Sang ayah hanya berpegangan satu tangan yaitu tangan kanannya kepada kemudi sepeda motor (asumsi saya motor yang digunakan adalah jenis matic) dan tangan kirinya memegang erat anaknya yang masih kecil itu di pangkuan sang ayah. Astagfirulloh... saya sedih melihat kondisi tersebut, karena insting sebagai seorang ayah mendorong saya untuk berkata : “Apakah tidak ada cara lain yang lebih aman khususnya bagi sang anak dalam menggunakan alat transportasi???”. Saya hanya bisa berharap dan berdo’a kepada Alloh SWT untuk keselamatan sang anak dan sang ayah tersebut.

Kejadian tersebut bukanlah yang pertama saya alami, sudah sekian banyak kejadian-kejadian yang hampir serupa terjadi dan terus terjadi di lalu lintas kota Bandung tercinta. Pertanyaan berikutnya adalah : “Lalu apa yang sebaiknya kita lakukan tanpa harus bergantung terus kepada kesadaran para pemimpin kita???” Hal kecil yang mungkin bisa langsung kita lakukan adalah dengan tidak meniru tindakan tersebut khususnya kepada anak kita tercinta. Kondisi tersebut juga merupakan cerminan bahwa perhatian pemerintah baik pusat maupun daerah terhadap pentingnya sarana transportasi umum yang aman, nyaman, dan juga murah masihlah sangat jauh dari harapan. Mari kita tengok 3 (tiga) negara tetangga kita yaitu Singapore, Malaysia dan Thailand. Pemerintah mereka sangat sadar bahwa “Human Capital” sangatlah penting bagi kemajuan bangsanya, sehingga untuk mendukung produktivitas dan kelangsungan hidup warga negaranya mereka sudah sadar betul akan pentingnya alat transportasi umum seperti SkyTrain, Monorel, MRT dan lain sebagainya.

Semoga kita semua dapat menyikapi kondisi tersebut diatas, dan tetap menempatkan bahwa keselamatan diri sendiri dan khususnya keselamatan anak kita tercinta pada saat berlalu lintas di jalan raya adalah segalanya. Dan janganlah lelah untuk terus berusaha memberikan yang terbaik bagi bangsa ini.
sumber: ridetua.wordpress.com
My wife and my son is my life, and my life more valuable with my wife and my Son.  Love u my wife and my son...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar