Rabu, 25 Mei 2011

Mari Turunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi

Tulisan ini terinspirasi dari hasil diskusi bersama salah seorang dosen pembimbing saya di Teknik Industri ITB pada hari Rabu, 25 Mei 2011 sekitar pukul 13.25 WIB.

Beliau mengutarakan pendapatnya tentang bagaimana caranya agar seorang bidan dengan cepat dan tepat membuat suatu keputusan tentang kondisi pasien (dalam hal ini ibu yang akan melahirkan), tanpa harus mengorbankan kondisi si ibu dan si bayi bahkan harus sampai mengorbankan nyawa keduanya.

Amazing!!! Itulah kata yang bisa saya sampaikan untuk ide yang cukup luar biasa tersebut. Mengapa demikian??? Karena ide tersebut muncul justru berasal dari seorang Doktor Teknik Industri dengan fokus di Sistem Manufaktur, bukanlah berasal dari seorang tenaga kesehatan baik dokter, bidan maupun perawat.

Hal inilah yang membuat saya menjadi semakin terpacu untuk dapat menyelesaikan penelitian doktor ini dengan target memberikan suatu nilai tambah bagi dunia kesehatan khususnya yang berkaitan dengan proses persalinan.

Masalah persalinan, ibu hamil, bayi maupun hal-hal yang berhubungan dengan itu semua, bukanlah sesuatu yang asing di telinga saya. Hal tersebut dikarenakan saya lahir dan besar dari seorang ibu yang berprofesi bidan. Alhamdulillah sejak tahun 1970 sampai dengan sekarang beliau tetap sehat dan telah membantu menolong persalinan ribuan atau bahkan ratusan ribu kali. Semoga amal baik ibuku dibalas oleh Alloh SWT. Amien...

Kembali kepada masalah awal, ada beberapa hal yang sebenarnya bisa dilakukan oleh para bidan untuk dapat aktif dalam penurunan angka kematian ibu dan bayi, yaitu :
1. Mulai sadar akan pentingnya medical record si pasien (sebaiknya elektronik)
2. Selalu update pengetahuan yang berhubungan dengan proses persalinan
3. Mulai membangun network dengan rumah sakit terdekat sebagai tempat rujukan
4. Bekerjasama dengan dokter obgyn dalam pelayanan USG (pendeteksi dini)
5. Tidak membiasakan "trial and error" berkaitan dengan proses persalinan
6. Mematuhi SOP (standard operating procedure) yang dikeluarkan oleh IBI
7. Serta sadar bahwa nyawa yang akan ditolong adalah 2 (ibu & bayi)

Saya berkeyakinan, apabila para bidan di Indonesia mulai menerapkan ke-7 hal tersebut di atas, insya Alloh dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi, dan yang lebih penting lagi kualitas kesehatan ibu pasca melahirkan akan lebih meningkat sehingga si ibu dapat memberikan ASI eksklusif kepada anaknya dengan lebih berkualitas dan tentunya masa depan anak Indonesia menjadi lebih cerah.

Amien... semoga....

Terima kasih banyak kepada Bapak TMA atas inspirasi yang sangat bermanfaat untuk kelangsung penelitian doktor saya dan yang lebih penting lagi untuk kualitas kesehatan masyarakat Indonesia pada umumnya.

by: Oktri Mohammad Firdaus (@LSIK TI-ITB, 25 Mei 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar